Namanya Nicole Tricia Florentina. Gadis kelahiran Bandung, 31 Oktober 2002 ini baru saja menyandang peringkat satu dalam seleksi bidang tarik suara kategori solo putri dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) se-Jakarta Barat.
FLS2N sendiri merupakan ajang lomba dan festival dalam rangka memberikan ruang bagi siswa-siswi untuk menyalurkan potensi dan bakat mereka di bidang seni serta sastra. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi karya seluruh generasi muda sehingga dapat memberikan prestasi dan kebanggaan dalam dunia pendidikan serta bangsa Indonesia pada umumnya.
Ajang perlombaan ini bertujuan untuk menggali dan melestarikan seni dan budaya bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok tanah air NKRI, membina dan meningkatkan kreativitas siswa dalam bidang seni dan sastra, menanamkan apresiasi berkarya yang khususnya berakar dari nilai-nilai tradisi budaya bangsa, serta mengembangkan sikap kompetitif dalam diri siswa yang berwawasan global.
Dari beberapa kategori perlombaan, seperti kriya, desain poster, teater monolog, gitar solo, vokal, tari kreasi, dan membaca puisi, nama Tricia berhasil muncul sebagai juara satu lomba menyanyi solo putri. Dengan demikian, ia akan melanjutkan langkahnya menuju tingkat perlombaan yang lebih tinggi.
Berawal dari kegemarannya bersenandung, Tricia mulai menggali potensinya dengan menekuni beberapa kegiatan yang berkaitan dengan olah vokal, seperti ekstrakurikuler paduan suara dan les privat. Namun seiring berjalannya waktu, ia berhenti menekuni les vokalnya sebab kesibukan sehari-hari menghambat perkembangannya dalam menyalurkan bakat.
Tetapi semangatnya tidak pernah surut. Tricia mulai mengembangkan sayapnya dalam bidang tarik suara melalui berbagai ajang perlombaan dari Bekasi hingga Bandung. Pada usianya yang masih belia, ia mampu menjuarai hampir setiap lomba yang ia ikuti.
Tricia mengaku bahwa awal mulanya ia hanya sebatas ingin menguji kemampuannya dalam bernyanyi sehingga ia memutuskan untuk mengikuti salah satu perlombaan menyanyi yang diadakan di kawasan Bekasi. Terlebih, ia juga akrab dengan lagu yang akan ia bawakan. Meski sempat demam panggung, namun ia berhasil menampilkan yang terbaik hingga syair lagu terakhir. Karena hanya bersumber dari keinginan mencoba-coba belaka, ia sama sekali tak menyangka bahwa namanya akan dipanggil ke atas panggung untuk menerima piala dan sertifikat juara tiga. Sejak saat itulah ia mulai gemar mengikuti lomba-lomba menyanyi yang sering diselenggarakan.
Pada saat masih duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar, Tricia kembali menekuni les vokal di Karunia Bersama Lucky (KBL) yang sayangnya tidak berlangsung lama. Pada akhirnya Tricia memantapkan pilihannya untuk mengikuti les di The Resonanz Music Studio dari kelas enam hingga saat kini. Berbeda dari kebanyakan remaja pada umumnya, bila di tempat les ia lebih memilih aliran musik klasik daripada pop. Aliran musik ini lebih mengutamakan teknik vokal yang cenderung ‘bulat’ daripada pop yang lebih santai dan terkesan apa adanya. Berbeda dengan saat berada di tempat les, suara Tricia yang sedikit serak dan berat membuatnya begitu cocok untuk menyanyikan lagu-lagu bergenre pop.
Selain di tempat les, Tricia juga aktif untuk bernyanyi di sekolah. Terbukti dengan keikutsertaannya dalam intrakurikuler paduan suara di SMA Katolik Sang Timur, Tomang. SMA Sang Timur memang menyediakan kesempatan kepada seluruh siswa-siswinya untuk mengembangkan talenta mereka dalam bidang seni, khususnya seni lukis, paduan suara, ansambel, karawitan, tari tradisional, dan seni teater. Tak sebatas pada kemampuan praktik, namun juga dalam mengasah teori dan pemahaman mereka mengenai kesenian yang mereka pilih. Saat ini SMA Katolik Sang Timur sedang berfokus dalam kegiatan Pentas Seni yang dicanangkan akan diselenggarakan pada bulan Januari 2018 mendatang. Lebih dari itu, Sang Timur Choir juga sedang mempersiapkan konser amal yang akan dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki. Dalam konser ini, Sang Timur juga akan berkolaborasi dengan Paduan Suara SMA Tarakanita, Sonore Chamber Choir, dan Yayasan Sanggar Anak Akar. Nantinya seluruh hasil pendapatan konser tersebut nantinya akan diberikan kepada Sanggar Anak Akar.
Perjalanan Tricia bersama The Resonanz Children’s Choir (TRCC) berawal dari bujukan sang ibu yang memintanya untuk mengikuti audisi. Tak lama setelahnya, Tricia mengikuti lomba pertama bersama TRCC setelah salah satu pelatih mendengar suara merduanya saat ia mengikuti konser.
TRCC sendiri hadir untuk mengasah musikalitas para anggotanya, melatih keberanian, ketelitian, kesabaran, konsentrasi, daya ingat, mengembangkan rasa percaya diri, hubungan sosial dengan teman sebaya dan juga mengasah kreativitas. Sebagai salah satu anggota aktif, Tricia gemar mengikuti perlombaan serta konser-konser yang rutin diadakan TRCC. Baru-baru ini ia juga terlibat dalam drama musikal bertajuk Suara Hati yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki pada 18-19 November 2017 lalu dalam rangka memperingati ulang tahun TRCC yang telah mencapai angka satu dekade.
Drama musikal ini mengangkat kisah sederhana yang umum terjadi di dunia nyata, tentang keinginan seorang anak manusia untuk meraih impiannya sebagai konduktor kelas dunia. Bersama teman-temannya, ia memulai perjuangannya dengan mengikuti audisi paduan suara. Kisah ini seolah menggambarkan keinginan setiap orang yang memiliki bakat dan cita-cita terpendam sehingga membuatnya tekun berusaha untuk menggapai apa yang menjadi mimpinya.
Kisah para anak-anak yang diangkat dalam drama musikal Suara Hati ini akan ditampilkan melalui lantunan suara emas paduan suara TRCC. Salah satu paduan suara anak terbaik di Indonesia yang telah meraih segudang penghargaan tingkat International di Asia, Amerika dan Eropa ini juga akan menampilkan kemampuan akting dan menari mereka. Bagi Tricia, merupakan keseruan dan kebanggaan sendiri untuk dapat berlatih dan tampil bersama dengan rekan-rekan TRCC serta Alvin Priatna sebagai konduktor.
Dan kini Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) kembali membawa nama Tricia melambung tinggi. Ia mewakili nama SMA Katolik Sang Timur, Tomang untuk memperebutkan piala DKI Jakarta dalam lomba menyanyi solo putri.
“Awalnya aku sempat merasa gugup dan takut karena ketika pertama kali masuk, aku sadar bahwa aku satu-satunya siswa kelas sepuluh. Deg-degan sih, karena lagunya sedikit terlalu tinggi dan pagi itu aku belum latihan,” akunya saat ditemui Jumat (8/12/2017) lalu.
Tricia mengakui bahwa ia hampir selalu gugup saat akan tampil, terutama saat akan membawakan lagu solo. Tetapi seolah melupakan segala kecemasannya, lagu Mantan Terindah dari Raisa berhasil ia lantunkan dengan merdu. Dan lagi-lagi ia tidak menyangka bahwa namanya akan keluar sebagai juara utama. Meski awalnya sempat terombang-ambing antara percaya atau tidak, namun ia amat bersyukur dengan prestasi yang berhasil ia raih.
Kini Tricia tengah dihadapkan dengan kesibukannya mempersiapkan diri untuk perlombaan menyanyi mendatang. Satu keyakinannya. Apapun itu bakat kita, harus kita tekuni. Fokus untuk terus belajar dan berlatih. Sebab pada akhirnya kita akan menuai hasil dari segala usaha yang kita lakukan.
(Galita Indira Putri)